Menentukan gitaris terbaik memang bukan
suatu yang mudah. Banyak kriteria yang mesti dipertimbangkan. Termasuk
dengan menepikan kesan subjektif karena sang gitaris menjadi favorit.
Namun hal yang patut kita lihat juga yaitu pengaruh mereka di dunia musik.
Berbagai penghargaan prestisius juga bisa menjadi bukti kecil atas
apresiasi yang sudah mereka raih. Bagaimana pun sebuah award tak akan
jatuh pada orang yang sembarangan. Di baliknya terdapat tanggung-jawab
yang sangat besar. Nah, diantara semua gitaris yang ada, siapakah yang
dinobatkan paling baik dan berpengaruh?.
The Edge memiliki nama asli Dave Evans.
Dia termasuk seorang gitaris yang sebenarnya tidak bermain banyak, namun
pencapaian yang ia terima begitu besar. Apalagi ketika ia dan
teman-temannya di U2 bermain di awal-awal album mereka. Khususnya dari
“Boy” di tahun 1980 sampai dengan “The Joshua Tree” di tahun 1987.
Produksi suara gitarnya begitu menyatu
dengan Bono. Dan di era U2 tahun 91-an, gitaris yang satu ini melapisi
riff-nya dengan distorsi yang cukup ekstrem, serta memberikan sentuhan
elektronik juga.
Pria asal Amerika ini memang begitu
bertalenta. Ia tidak hanya lihai memainkan gitar, namun juga mumpuni
ketika bernyanyi atau menciptakan lagu. Warren Haynes ini bermain cukup
lama dengan Allman Brothers Band, serta menjadi tokoh penting bagi Gov’t
Mule. Gaya dan konsistensinya di genre blues dan rock begitu
mengesankan.
Mike Bloomfield lahir di Chicago dan
tumbuh besar di klub blues lokal. Dari sana ia juga mulai terlibat
beberapa proyek. Skillnya terus tergali dan kariernya menanjak. Ia
bermain untuk “Highway 61 Revisited”-nya Bob Dylan, dengan Paul
Butterfly Blues Band serta Al Kooper. Sayang sekali ia terjebak dalam
perangkap penyalahgunaan obat. Di tahun 1981, Bloomfield meninggal
akibat overdosis.
Dibanding dengan John Lennon dan Paul
McCartney, George Harrison memang tidak terlalu mendominasi. Namun ia
tentu memberi pengaruh tersendiri bagi band sebesar The Beatles. Ketika
bermain solo maupun bersama band, dia sangat menjungjung tinggi
kejernihan dan kesederhanaan. Dari track “I Saw Her Standing There”
sampai ke proyek “Abbey Road”, ia terus menunjukkan skillnya. Ia turut
memberi ‘wajah musik’ bagi The Beatles, tentu tanpa melepas ciri khasnya
yang simple. Dan sebelum ia wafat akibat kanker, George Warrison sempat
merilis album perpisahannya yang bertajuk “Brainwashed”.
Salah-satu gitaris yang pasti sangat
dibanggakan Louisiana. Dia sudah bermain dengan banyak musisi papan atas
dunia. Sebut saja Elvis Presley, Dale Hawkins, Ricky Nelson, Steve
Young, Judy Collins, Joe Osborn, Emmylou Harris, Roy Orbison, dsb. Ia
tentu tidak akan masuk sebagai member dari “Rock and Roll Hall of Fame”
tanpa alasan. Dedikasinya di dunia music memang patut diapresiasi.
Gayanya begitu khas; paduan rock dan country dibawakan teknik flatpicking dan fingerpicking yang mengesankan.
Di kancah folk-rock Inggris, bisa
dikatakan Richard Thompson inilah yang terkeren. Apalagi gitaris yang
satu ini memang memokuskan dirinya di genre tersebut. Ketika ia ikut
membesarkan band folk asal Inggris di tahun 1967, Fairport Convention,
usianya masih 18 tahun. Di tahun 1971, dia memutuskan untuk melepaskan
diri tapi tetap berkecimpung di dunia music, termasuk menciptakan lagu
dan bermain tentu saja memainkan gitar. Di tahun 2006, BBC Radio
menganugerahinya penghargaan sepanjang masa. Beberapa musisi besar yang
sangat terpengaruh dengan komposisi gitaris yang satu ini yaitu The
Corrs, R.E.M, Shawn Colvin, Christy Moore, dsb. Keren
Di tahun 1989, John Frusciante hanyalah
seorang remaja berusia 18 tahun yang hobi bermain gitar di kamar. Dia
tidak terikat dengan grup manapun. Namun suatu hari, ada audisi dari
band favoritnya, Red Hot Chili Peppers. Hillel Slovak meninggal akibat
overdosis obat-obatan di tahun 1988. Tanpa berpikir panjang, dia
mengikuti pemilihan tersebut dan berhasil lolos menggantikan sang
gitaris. Gayanya banyak dipengaruhi oleh Jimi Hendrix dan Eddie Van
Halen. Dia sempat vakum, namun akhirnya kembali dengan status bebas
obat. Dan di bulan Oktober tahun 2003 kemarin, Majalah Rolling Stone
menuliskan namanya di ranking ke-18 dalam kategori “100 Gitaris Terbaik
Sepanjang Masa”.
John Anthony Gillis sudah akrab
dipanggil sebagai “Jack White”. Dia terkenal sebagai gitaris dengan
trik-triknya dalam distorsi, melakukan umpan balik atau memberi sentuhan
blues. Bisa kita dengar dalam aksi cover guitar-nya pada
lagu-lagu klasik seperti “Jolene”-nya Dolly Parton dan “Isis”-nya Bob
Dylan. Namanya tercatat di nomor 70 dalam list “100 Gitaris Paling Keren
di Dunia” ala Majalah Rolling Stone. Sementara editor majalahnya, David
Fricke, menempatkannya di posisi ke-17 di tahun 2011 kemarin.
Johnny Ramone memang telah meninggal
pada September 15, 2004. Dia bersama band sudah merasakan kesuksesan dan
popularitas yang menanjak, khususnya dari akhir tahun 70-an. Sampai
kemudian di tahun 1996, band memutuskan untuk berhenti. Vokalisnya, Joey
Ramone, pernah menyatakan kalau band bisa memproduksi lagu tanpa
vokalis. Dia akan senang-senang saja walau hanya mendengar alunan gitar
Johnny Ramone. Instrumen dan harmoni yang ia mainkan laksana organ dan
piano. Indah. Kerennya lagi, dia tak menggunakan efek apapun.
Produksi suaranya di industry music
popular memang sangat mudah dikenal. Dia sudah memiliki karakter
tersendiri untuk mengadukkan ritme latin, jazz serta rock. Di tahun
1968, dia membentuk band pertamanya. Pengaruhnya sudah begitu kentara.
Termasuk pada Bloomfield, Peter Green, Miles Davis, dan John Coltraine.
Di awal kariernya, ia hanya tampil di Woodstock. Namun di tahun 2000,
dia sudah tampil dalam Ajang Grammy. Di sana ia bahkan memboyong 8
penghargaan dari “Supernatural”.
Dia menjadi gitaris kedua dari 3 gitaris
yang sudah bermain dengan The Yardbirds. Dia, Eric Clapton dan Jimmy
Page. Dia yang menuntun grup musiknya ke ranah R&B. Bisa kita lihat
dalam track “Shapes of Things” atau “Over Under Sideways Down”.
Kecepatannya, serta cara yang
manipulatif. Namun ia juga bisa mengolah genre lain seperti blues-rock,
hard-rock, jazz-fusion atay gitar rock dengan elektronika. Dalam daftar
“100 Gitaris Terbaik Sepanjang Masa versi Majalah Rolling Stone,
namanya mengisi posisi ke-50. Jika ditotal, perolehan Grammy-nya sudah 7
penghargaan. Di tahun 2014 kemarin juga dia menerima Ivor Novello Award
dari British Academy. Semua itu sebagai apresiasi dari kontribusinya di
bidang music Inggris.
Gitaris ini sudah aktif bermain ketika
usianya masih 15 tahun. Genre yang ia bawakan lebih ke folk, rock dan
blue-grass. Dia menjadi gitaris, penyanyi sekaligus penulis lagu bersama
band The Grateful Dead. Sebenarnya dia sudah kehilangan jari ketiga
pada tangan kanannya, akibat dulu kecelakaan ketika berusaha memotong
kayu bersama saudaranya. Namun luka di masa kecil itu tak membuat
kemampuan bergitarnya menurun. Ia justeru seperti memiliki kekhasan
sendiri. Dan pada tahun 1995 silam, Jerry Garcia meninggal akibat
serangan jantung.
0 komentar:
Posting Komentar